Hampir setiap hari, ada minyak goreng tersisa di dapur saya. Karena saya memang membatasi hanya maksimal tiga kali saya menggunakan minyak yang sama untuk menggoreng, walhasil, limbah minyak goreng menjadi cukup banyak. Suatu hari, pembantu di rumah saya meminta izin untuk menggunakan minyak yang di Jawa lazim disebut sebagai ‘minyak jelantah’ itu. Ketika saya tanya, untuk apa? Dia menjawab, untuk digunakan menggoreng. Tentu saja saya melarangnya. Sebab, minyak jelantah merupakan lemak jenuh yang bisa zat racun jika masuk dalam tubuh kita.
Sebagaimana dilansir dari Kompas.com (14/08/2009), minya goreng yang digunakan berulang kali, dapat menyebabkan gejala karsinogenik (kanker akibat adanya berbagai senyawa beracun), dan berbagai penyakit seperti diare dan aterosklerosis. Polimerisasi, hidrolisis, atau oksidasi yang terjadi akibat penggunaan berulang-ulang itu, akan merusak vitamin yang terkandung dalam minyak, dan juga membentuk radikal bebas. Pakar kesehatan menyebutkan, bahwa minyak goreng maksimal digunakan sebanyak empat kali saja.
Jika begitu, apakah minyak jelantah itu akan kita buang begitu saja? Tidak harus. Dalam beberapa artikel, saya telah menuliskan serial pemanfaatan limbah rumah tangga, kali ini, saya akan memaparkan tentang pemanfaatan limbah minyak goreng bekas. Apa saja jenis pemanfaatannya?
Sumber Energi Alternatif
Apakah di lingkungan rumah Anda sering mati lampu? Jika iya, kita bisa menggunakan minyak jelantah sebagai salah satu solusi. Sebagaimana dikutip dari merdeka.com (12/1/2016), kita bisa gunakan minyak jelantah untuk lampu minyak cadangan. Kita bisa membeli lampu teplok di pasar, lalu mengisinya dengan minyak jelantah, dan membakar sumbu atas saat mati lampu. Mudah, bukan?
Saat ini, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa minyak goreng bisa menjadi bahan baku pembuatan biodiesel dengan kualitas yang cukup bagus.
Dimurnikan Untuk Pemakaian Ulang
Berdasarkan penelitian Fuadi Ramdja dkk, dari Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, sebagaimana dilansir dari http://jtk.unsri.ac.id (retrieved 12/7/2017), minyak goreng bekas ternyata masih bisa dimurnikan dengan menggunakan ampas tebu sebagai adsorben. Apakah adsorben itu? Dalam KBBI, adsorben dimaknai sebagai zat yang sifatnya dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia (digunakan untuk obat menceret atau penawar racun). Jadi, apakah ampas tebu bisa menghilangkan zat racun pada minyak jelantah?
Ternyata bisa. Dalam penelitian tersebut, ampas tebu yang diambil dari penggilingan tebu dibersihkan dan dicuci, lalu setelah kering direndam ke 100 ml minyak jelantah selama 3×24 jam. Ternyata, setelah minyak dan ampas tebu disaring dan dipisahkan, didapatkan minyak yang hampir sama bagusnya dengan minyak baru.
Sementara, penelitian L.H. Rahayu dkk dari Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang, sebagaimana dicantumkan di publikasiilmiah.unwahas.ac.id (retrieved 12/7/2017), menyebutkan bahwa pemurnian juga bisa dilakukan dengan sabut kelapa dan tempurung kelapa.
Tentu saja pemurnian ini tidak lantas membuat zat-zat yang hilang bisa kembali, namun setidaknya, zat-zat racun bisa dikurangi secara drastis. Bagi pedagang gorengan di kaki lima dengan modal kecil, cara ini bisa dipakai untuk mengurangi risiko gorengan yang tidak sehat. Dibanding terus menggunakan minyak jelantah untuk menggoreng, pedagang bisa diedukasi untuk melakukan pemurnian minyak jelantah ini.
Nah, itulah beberapa manfaat minyak jelantah. Selain yang saya sampaikan tersebut, ternyata minyak goreng bekas juga bisa dipakai untuk membuat sabun, obat nyamuk, dan sebagainya. Mari manfaatkan limbah di sekitar kita, agar dunia tidak tertimbun sampah.
Kami juga punya artikel menarik lain yang mungkin bermanfaat untuk anda yakni Ini Alasan Pria Masih Suka Lirik Wanita Lain Walaupun Ia Sudah Punya Istri.
The post Daripada Dibuang, Mending Manfaatkan Minyak Goreng Bekas Anda appeared first on PortalRemaja.Co.Id.
from PortalRemaja.Co.Id http://ift.tt/2wouFiM
via Pembesar Payudara